Kamu yang berhubungan dengan penjualan ke segmen korporat atau B2B Market?
Biasanya, orang yang berjualan dengan segmen korporat atau biasa disebut B2B Salesperson, sudah memahami bahwa kecil kemungkinan terjadi penjualan pada klien yang sama dalam satu hari. Proses penjualan di segmen korporat yang terkesan lama, membuat tim B2B Salesperson harus memiliki kecerdasan dalam mengelola emosinya dan juga harus pandai dalam mengidentifikasi dan memetakan posisi pelanggannya dalam proses penjualan.
Sales pipeline adalah struktur yang dapat digunakan untuk membantu tim penjualan dalam melacak dan mengelola prospek pelanggan, sekaligus memantau pergerakan pelanggan ini. Sistem ini memberikan gambaran bagaimana status prospek kita, mana yang siap untuk melakukan kesepakatan, yang membutuhkan follow-up lebih lanjut, dan prospek yang masih dalam tahap awal penawaran.
Melalui sales pipeline, tim kamu yang bergerak dalam penjualan B2B akan menjadi lebih terorganisir dalam mengelola prospek dan memastikan bahwa setiap prospek diberikan perhatian yang tepat sesuai dengan tahap penjualannya.
Sales pipeline adalah instrumen yang memiliki peran penting untuk tim penjualan yang ingin memiliki sekaligus mengetahui seberapa optimal proses dan kinerja penjualan pada bisnis. Ini karena sales pipeline bisa mengetahui kegiatan tim sales sekaligus memberi data dengan lebih detail. Lantas, apa sih pentingnya Sales Pipeline?
Pertama, Sebagai Mapping Pelanggan
Selama kita beraktifitas melakukan penjualan, para prospek biasanya dibagi menjadi beberapa kategori, seperti hot leads, warm leads, dan cold leads. Hot leads merupakan prospek yang siap untuk melakukan pembelian karena memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap produk atau layanan yang ditawarkan. Warm leads merupakan prospek yang memiliki potensi untuk membeli di masa depan, tetapi masih memerlukan waktu dan follow-up yang lebih intensif. Sementara itu, cold leads adalah prospek yang berada pada tahap awal, di mana mereka belum menunjukkan minat yang kuat dalam produk atau layanan kamu.
Kedua, Menentukan Treatment Yang Pas
Karena tim kamu memiliki sales pipeline, tentunya tim penjualanmu akan dapat dengan mudah melihat letak setiap prospek dalam masing-masing tahapan penjualan. Dan dari sales pipeline ini, akan mempermudah kamu untuk melakukan treatment apa yang pas terhadap masing-masing leads tersebut. Apakah menawarkannya untuk presentasi Kembali, atau memberikan penawaran akhir, atau justru masih harus membangun relationship lagi. Nah, itu semua tergantung pada posisi leads dalam pipeline kamu.
Ingat ya, tidak semua dapat di-sama-ratakan. Menyamaratakan pelanggan padahal mereka berada pada posisi yang berbeda akan membuat energimu, dan akan membuat pelangganmu merasa tidak nyaman. Mereka akan cenderung berpikir bahwa kamu tidak memahami posisi mereka.
Ketiga, Melacak Pergerakan
Dalam proses penjualan yang kompleks, sering kali ada beberapa prospek yang terlewatkan. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya rincian data prospek dan berbagai informasi terkait yang dibutuhkan. Dengan menggunakan metode sales pipeline, Anda dapat dengan mudah melacak perkembangan setiap prospek dalam tahapan penjualan. Data yang terstruktur membantu menghindari kehilangan prospek dan memastikan bahwa setiap prospek diberikan perhatian yang tepat.
Sales pipeline pada umumnya sudah mencakup seluruh proses penjualan, mulai dari pencarian prospek hingga eksekusi penjualan. Hal ini memungkinkan tim penjualan untuk memiliki akses yang terorganisir terhadap kegiatan penjualan dan memastikan bahwa tidak ada tahapan yang terlewatkan. Dengan memantau dan menganalisis proses penjualan yang tercatat dalam sales pipeline, Anda dapat melakukan berbagai perbaikan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi penjualan di masa yang akan datang.
Yang pasti dengan adanya Sales Pipeline, kamu yang bergelut sebagai pimpinan penjualan dijamin akan sangat terbantu.